Pengrajin batik di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, menaruh harapan besar pada Gibran Rakabuming Raka. Mereka berharap Gibran bisa menjadi “Nelson Mandela Generasi Milenial” di Indonesia. Gibran yang merupakan calon wakil presiden nomor urut 2 itu hadir dalam pertemuan dengan pengusaha UMKM dan perajin batik di Teras Dapoer Pelangi pada 29 Januari 2024.
Dalam pertemuan tersebut, Gibran mendengarkan aspirasi dan masukan para perajin batik. Bahkan salah satu pemilik batik menyebut Gibran sebagai duta batik yang menjadi garda terdepan dalam mempromosikan keberadaan batik, sebanding dengan peran Nelson Mandela di Afrika Selatan.
Para perajin batik berharap Gibran bisa menjadikan dirinya sebagai inspirasi bagi generasi milenial di Indonesia. Mereka yakin dengan peran Gibran, kreativitas di industri batik bisa semakin berkembang baik di hulu maupun hilir.
Gibran bisa menjadi role model dalam pengembangan batik
Pekalongan sendiri dinilai Gibran bisa menjadi role model dalam pengembangan batik dan ekonomi kreatif di Indonesia. Ia menyambut baik masukan dan saran dari para pelaku UMKM dan pengrajin ekonomi kreatif yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Gibran pun berjanji akan menjadi duta batik jika terpilih menjadi wakil presiden. Ia menyadari pentingnya mempromosikan dan menjaga keberadaan batik sebagai warisan budaya Indonesia. Gibran melihat potensi besar di industri batik dan berkomitmen mendukung pengembangannya.
Industri batik di Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk terus dikembangkan. Tidak hanya batik sebagai warisan budaya yang bernilai tinggi, batik juga menjadi salah satu sektor industri yang memberikan keuntungan bagi perekonomian negara ini.
Salah satu keunggulan utama industri batik adalah penggunaan bahan baku lokal Indonesia. Hal ini tidak hanya mendukung keberlangsungan produksi batik, tetapi juga meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri. Kain batik Indonesia terkenal dengan kualitas unggul dan motif yang beragam.
Industri batik juga mempunyai kontribusi penting dalam penciptaan lapangan kerja. Saat ini, industri ini mempekerjakan lebih dari 200 ribu orang di 47.000 unit usaha yang tersebar di 101 sentra batik di seluruh Indonesia. Jumlah ini terus meningkat seiring dengan pesatnya pertumbuhan industri batik.
Namun perkembangan industri batik juga dihadapkan pada beberapa permasalahan. Beberapa tantangan yang perlu diatasi antara lain minimnya percetakan terkait perkembangan batik. Informasi yang lebih lengkap dan terkini mengenai tren dan inovasi terkini dalam dunia batik masih diperlukan. Selain itu, perhatian juga harus diberikan pada pengelolaan sampah serta pembinaan dan pendampingan oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Untuk mengembangkan industri batik lebih baik, perlu dilakukan langkah-langkah penting. Salah satunya adalah memperbarui sistem pencetakan pada industri batik. Hal ini akan membantu dalam menghadapi persaingan dengan batik print bermotif, serta memastikan informasi mengenai perkembangan batik tersedia secara luas.
Selain itu, penting juga untuk mengembangkan usaha kain lokal yang mendukung produksi batik. Dengan memanfaatkan bahan baku lokal, industri batik bisa lebih mandiri dan berkelanjutan. Keterampilan tenaga kerja juga perlu terus ditingkatkan melalui pelatihan dan pendidikan, agar industri batik memiliki tenaga kerja yang terampil dan kompeten.
Harapan para perajin batik ini merupakan cerminan kecintaan masyarakat terhadap batik, salah satu warisan budaya Indonesia yang kini semakin dikenal dunia internasional. Semoga dengan peran Gibran sebagai “Nelson Mandela Generasi Milenial”, industri batik dapat terus tumbuh dan berkembang serta memberikan manfaat bagi masyarakat dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Namun, mampukah Gibran memenuhi ekspektasi tersebut? Hanya waktu yang akan memberitahu. Kita tunggu saja perjalanan politik Gibran Rakabuming Raka dan perannya ke depan.pusakajitu